Jumat, 21 November 2008

”Akulah Pintu Bagimu”

Yohanes 10:9

Pendahuluan
• Saya yakin dan percaya kalo tidak ada di antara kita yang ingii pintu rumah kita terbuka kalau kita tidur.
• Saya masih ingat, waktu kecil, koko saya selalu memeriksa pintu rumah sebelum tidur. Artinya, kalau pintu tidak terkunci itu bahaya, sebaliknya juga, kalo pintu tidak kuat, juga berbahaya.
Isi
• Saya mengajak kita untuk melihat pintu yang kuat dan baik. Dalam bagian Firman Tuhan Yohanes 10:9.
• Pada bagian ini, kita melihat Yesus sedang berbicara kepada orang-orang Farisi dan Yahudi (Yohanes 9:41).
• Ketika Tuhan mau berbicara tenteng Dia adalah pintu, terlebih dahulu, Ia berkata bahwa Ia adalah gembala yang baik.
• Mari saya mengajak kita melihat hubungan antara gembala dan pintu.

Gembala:
• Saya mengajak kita melihat situasi di Palestina: Dataran Tinggi, tanah kasar dan berbatu-batu.
• Adam Smith berkata: Pada malam hari serigala-serigala berkeliaran. Gembala selalu tidak tidur pada malam hari untuk menjaga domba-dombanya. Dan mereka memperhatikan dari jauh akan bahaya.
• Orang-orang Yudea memberi istilah kepada para gembala sebagai ”pemelihara”.
• Ini berbeda sekali dengan gembala di Inggris, di mana mereka memelihara domba untuk disembelih.
• Di Palestina, domba dipelihara, diambil wolnya, kemudian diberi makan di padang rumput dan minum di sungai yang jernih (lihat Mazmur 23).
• Domba-domba di palestina juga di beri masing-masing nama. Setiap kali gembala berjalan, ia mengingat nama domba-dombanya, dan dombanya mengikutinya. Gembala selalu jalan di depan, dan memperhatikan sekelilingnya.
• Kalo menyeberang sungai, domba-domba yang belum mampu akan selalu di papah oleh gembala.
• Kalo gembala menghitung jumlah dombanya dan ternyata hilang satu, maka gembala akan memanggil namanya dan domba mengenal suara gembalanya, lalu membunyikan lonceng dilehernya. Gembala akan datang menjemput. Atau biasanya domba merasa terhilang dari kawanan, ia akan segera membunyikan lonceng lehernya.


Aplikasi
• Saya terkadang berpikir, bahwa kita lebih bodoh daripada domba. Padahal Tuhan sengaja mengibaratkan kita dengan domba. Tahu kenapa? Karena seluruh binatang yang ada, domba paling bodoh. Beribu-ribu kali ditunjukkan rumah, toh masih tetap akan lupa jalan ke rumahnya.
• Kalo kita berbuat dosa dan Tuhan memanggil nama kita, apa jawab kita? Kalo kita jalan salah dan berbuat dosa, apakah kita takut? Lalu kemudian kita bunyikan lonceng kita dan mengharapkan pertolongan Tuhan. Ataukah kita malah menikmati dan nantinya akan di makan serigala?
• Ataukah apa masalah kita? Datangkah kita pada Tuhan, atau mencari hal-hal di luar Tuhan?

Lanjutan :
Pintu:
• Ada 2 macam kandang untuk domba:
1. Kandang di pedesaan, pintunya kuat --- Biasanya domba-domba akan masuk kandang ini pada musim dingin.
2. Kandang di atas bukit, rupanya bagian ini bercerita tentang kandang ini. Kandang ini dikelilingi dinding, dan hanya di pakai pada musim panas. Tapi, kandang ini ada satu lubang dan tidak berpintu.

Supaya aman, malam hari yang menjadi pintu adalah gembala. Ia tidur di antara pintu supaya kehidupan dombanya aman. Dengan kata lain, ia mengorbankan nyawanya bagi domba-dombanya.

• Di sini Tuhan berkata : Akulah Pintu. Saat Tuhan mengatakan hal itu, sebenarnya, ia ingin memberitahukan, bahwa betapa Ia tidak pernah meninggalkan hidup kita.

Ilustrasi :
Kasih seorang ibu
Ibu Meninggal Setelah 38 Tahun Merawat Putrinya yang Koma


Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap
kembali ... Sepenggal syair lagu itu benar-benar mengena pada sosok ibu asal
AS ini. Wanita berusia 80 tahun itu selama berpuluh-puluh tahun merawat
putrinya yang mengalami koma.

Sampai akhirnya ibu penuh kasih itu meninggal, mendahului putrinya yang
hingga saat ini masih terbaring dalam koma berkepanjangan.

Kaye O'Bara menutup mata untuk selamanya di rumahnya di Miami Gardens,
Florida. Kamar yang selama ini ditempatinya bersama putrinya, Edwarda sejak
1970 silam. Kaye meninggal dalam tidurnya. Dia telah bertahun-tahun
menderita penyakit jantung.

Semasa hidupnya Kaye pernah berjanji tak akan pernah meninggalkan Edwarda
yang ketika itu masih remaja. Janji itu dimulai sejak Edwarda jatuh koma
akibat penyakit diabetesnya 38 tahun yang lampau.
Kaye dengan teratur membalik tubuh putrinya tiap dua jam supaya tidak
mengalami nyeri akibat berbaring terlalu lama. Kaye memberinya makan berupa
campuran makanan bayi dan susu bubuk melalui tube, menyuntikkan insulin,
memutar alunan musik, membacakan buku untuk Edwarda dan tak lelah berdoa di
samping tempat tidur Edwarda supaya suatu hari nanti putrinya itu akan sadar
kembali.

Bagi Kaye, mengurus putrinya itu bukanlah beban, melainkan berkat. Kaye
sangat yakin, Edwarda akan terbangun. "Bagi saya, dia hampir sadar.
Kadang-kadang saya merasa mendengar dia bicara: Ibu, saya baik-baik saja,"
kata Kaye kepada media AS, Miami Herald beberapa waktu lalu.

• Itulah Yesus yang selalu mengasihani kita. Apabila saat ini kita mencari Dia, Dia tidak pernah meninggalkan kita.
• Namun apabila kita adalah domba yang masih hilang, bunyikan saja lonceng di hatimu, Dia akan menemukanmu.






 

Tidak ada komentar: