Jumat, 21 November 2008

Raja yang Menunggangi Seekor Keledai

Lukas 19:28-40

Hari itu adalah hari menjelang Paskah, mata dan pikiran Yesus sudah tertuju ke Yerusalem. Dari Yerikho setelah mengucap kata dan makan dirumah Zakheus si ”pendek” itu, serta membaringkan diri di rumah Simon, Yesus memiliki kurang lebih kekuatan untuk meneruskan perjalanannya ke Yerusalem….Yah…..Sekurang-kurangnya kekuatan mental cukup tertolong dengan perut sedikit kenyang dan tubuh yang lebih segar. Jarak antara Yerekho ke Yerusalem sekitar tujuh belas mil atau 27 kilometer (mungkin kayak Magelang ke Medari). Dari Yerikho menuju dekat Betania, Yesus berjalan kaki dengan para muridNya, mungkin Betania sekitar lima kilometer lagi jauhnya dari Yerusalem. Yesus rupanya berhenti, dan menyuruh muridNya mengambilkan seekor keledai muda yang terlambat, yang belum pernah ditunggangi Selanjutnya mengenai perjalanan penemuan keledai itu, Yesus memberitahu kan mereka kronologinya. Kronologi itu benar, keilahianNya sekali lagi terbukti di sana.
Tidak ada tanda-tanda kelelahan pada diri Yesus sehingga mencari keledai untuk ditunggangi, padang gurun di saat Ia puasa empat puluh hari aja dilewati oleh Dia, menjelajahi desa hingga kota biasa bagi Dia. Apa artinya tujuh belas mil? Juga Ia tidak terburu-buru, segala sesuatu sudah diperhitungkan dengan kalkulator Surga. Andaikata Ia terburu-buru, mungkin Ia mencari kuda atau terbang bak superman, paling banter lari pelan-pelan sambil ngatur napas. Tidak ada lain, kisah ini sekadar untuk mengingatkan kita sebuah nubuatan dalam Zakharia 9:9 (4 SM). He is A King!!
Yesus memang seorang Raja, bahkan Raja di antara dan atas segala raja. Sekalipun Ia lahir di kandang Betlehem, kumuh dan kotor, toh Majus dan para gembala (gambaran seluruh kelas sosial) di padang datang menyembahNya, Herodes dengan gemeter mendengar berita itu, apalagi setelah ia (Herodes) memanggil para imam kepala dan ahli Taurat, lagi-lagi mereka mengiyakan bahwa Mesias akan lahir di Betlehem (Matius 2:4). Bukan ramalan para imam dan ahli Taurat, melainkan nubuatan sang Nabi Mikha (Mikha 1:5).
Yesus memang adalah Raja, bahkan Raja di antara dan atas segala Raja. Sepak terjangnya menggegerkan seluruh Palestina, bahkan menggeser posisi para jago kitab yang sudah banyak makan garam, hingga darah tingginya memperlihatkan betapa mereka jengkel kepada Yesus. Wow....Apalagi ketika Yesus berkata bahwa Ia lebih dahulu ada daripada Abraham; Siapa sih loe? Hanya itu yang dapat diucapkan oleh kontra Yesus, tanpa dapat berargumen dan membuktikan kesalahanNya. Boro-boro cari alasan, yang penting, bunuh aja tuh Yesus. Dalam hal ini, Pontius Pilatus lebih rasional dan terus terang, aku tidak mendapati kesalahan pada orang ini. Mau bermain yang penting? Itu urusan kalian, aku tidak ikut campur. Pernyataan Pontius mengingatkan kita ketika Yesus berkata, bahwa Ia adalah kebenaran. Perhatikan dengan saksama kalimat Yesus itu; Ia bukan orang yang sedang mencari kebenaran, bukan orang yang sudah menemukan kebenaran, bukan orang yang sekadar mengajarkan kebenaran, tapi Ia lah kebenaran itu sendiri, pada dirinya, dan oleh diriNyalah kebenaran Allah itu dinyatakan. He is A King!!
He is A King apa?? Saat itu orang pun meneriakkan kalimat itu dengan gempita, bahkan mungkin sang keledai terheran-heran, sambil berpikir, siapa gerangan yang menunggangiku? Sebenarnya, keledai itu sama tidak mengertinya dengan suporter – suporter itu. Dari sisi pandangan Yesus, mereka tidak mengenal siapa diriNya. Mereka memahami Yesus sebagai Mesias (yang dijanjikan) sang pembebas, berkarakter seperti Daud. Mungkin inilah Dia yang diramalkan menjadi seorang pemimpin perang yang sejati dalam pemerintahan Israel mendatang; Seorang penakluk seperti kisah Alexander Agung.
Sayang sekali, mereka salah kaprah. Dia bukan mimpi orang-orang itu, Dia bukan jawaban mereka, pedang digantikan dengan cinta, perisai digantikan dengan Firman Tuhan, kemarahan digantikan dengan senyuman manis, kebencian digantikan dengan pengampunan, bahkan kuda digantikan dengan keledai (simbol sebuah kedamaian). Apakah engkau mau menerimaku sebagai Rajamu? Antusias dan ambisi yang berkobar, mengalami kebingungan untuk menjawab pertanyaan itu. Nafsu atau kebenaran?
Tiba-tiba, doxa en uphistous berubah menjadi stauroson auto, kemuliaan bagi Allah menjadi salibkan Dia!! Seketika itu juga kebenaran harus menangis. Jikalau yang lalu Ia sudah mengetahuinya dalam gambaran pra-pengetahuanNya, namun, saat ini dengan mata hatiNya Ia melihat sendiri sebuah keinginan memanfaatkan dan kesegeraan penolakan, ketika pemanfaatan atas diriNya gagal oleh mereka.
Inilah gambaran dunia saat ini yang di copy dari masa lalu. Peperangan untuk alasan perdamaian, namun sejarah telah membuktikan bahwa peperangan bukanlah sebuah jalan perdamaian, namun jalan yang menaburkan benih kebencian. Jangan sampai kuda menggantikan keledai, biarlah kuda bebas berlari dalam alamnya, dan keledai terpelihara baik dalam kehangatan keluarga kita. Yesus merindukan sebuah cinta yang terukir dari tangan kita, karena dengan begitu dunia akan mengenal sukacita abadi. Tiba-tiba stauroson auto, menjadi doxa en uphistous (salibkan Dia, menjadi kemuliaan bagi Allah di tempat Maha Tinggi). Amin.




 

Dia Tetap Allah yang Setia Mengasihi Kita

Yesaya 46:4 Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.


Ketika mengalami bermacam-macam pergumulan, dan sepertinya kita sendirian di sana. Mungkin kita bisa katakan bahwa batin kita tersiksa, harapan sudah tidak ada lagi, bahkan mungkin seperti Ayub, yang kedatangan teman-temannya dan berkata ”kamu buat dosa sich kepada Allahmu”. Kemudian kita berpikir, saya tidak berbuat macam-macam terhadap Allah. Nah….mulai kita berpikir bermacam-macam mengenai kehidupan yang sedang kita jalani. Sebenarnya, yang paling penting adalah intropeksi diri. Manusia tidak jauh beda dengan mobil, yang tiap hari perlu perawatan “organ-organ tubuh”. Tuan yang baik akan merawat mobilnya dengan baik, demikian juga Allah kita, Ia adalah kasih (1 Yohanes 4), bahkan tidak mungkin Ia menghukum anak-anakNya sampai anak-anakNya tidak berdaya. Banyak orang “dunia” akan dating untuk menggoyahkan imanmu, bahwa “tidak usah percaya pada Yesusmu itu, mari kita mencari berhala lain!! Saya jadi teringat satu bagian dalam 1 Yohanes 4: 4, Firman Tuhan katakan, “jangan dengarkan suara-suara yang menjatuhkan imanmu, lawanlah!! Sebab roh yang ada padamu jauh lebih besar daripada roh dunia ini”. Apa artinya? Artinya, ada dua, yaitu:
1. Saat kita bergumul hebat, jangan berpaling dari Allah, sebab bisa saja itu adalah ujian dari imanmu. Seperti di sekolah, untuk lulus jadi anak pintar harus lulus dulu dari ujian, tapi semua pelajaran kan sudah dipelajari. Dalam pergumulan, apa pelajaran kita? Apa senjata kita? Jawabannya adalah, FIRMAN ALLAH.
2. Ketika kita bergumul hebat, bisa saja itu akibat ulah kita bukan? Mungkin tanpa kita sadari, seperti, kita menaruh kulit pisang dekat tangga, dan suatu saat kita terjatuh dan kepala kita terbentur tangga. Wah....kita berkata ”kenapa saya mengahadapi pergumulan ini?” Itu salah siapa? Bagaimana hal itu terjadi? Jawabannya adalah, REFLEKSI (putar kembali filmnya dan lihatlah dengan jelas, maka jawabannya, wah.....aku yang salah). Saya kira refleksipun adalah alat bantu untuk mengalahkan roh dunia ini.
Satu saja yang perlu diingat bahwa Dia tidak pernah meninggalkan kita, baik ketika Ia sedang menguji kita, maupun ketika kita sudah berbuat dosa (macam Daud, di tegur Tuhan melalui nabi Natan, agar sadar). Satu saja yang perlu kita renungkan, bahwa Ia ingin kita pegang tangan Dia, karena tanpa tanganNya, kita bakalan ambruk.
Ada lagi, satu saja yang perlu kita nikmati, yaitu kasihNya. Kasihnya seperti bapa terhadap anak (sebenarnya melampaui itu—tapi, tidak ada kalimat yang dapat membahasakannya).
Kalau kita renungkan ayat di atas, maka kita merasakan makna yang teramat indah, tapi lebih indah kalau ditambah dengan ayat 3,
”Dengarkan Aku hai keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang kujunjung sejak dari rahim”

Siapa orang-orang yang beruntung, mulai dari kandungan/rahim di kasihi oleh Tuhan? Jangan lupa Yohanes 3:16, terkenal nih ayat : Mereka ialah orang-orang yang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan”. Yang pasti adalah saya, Anda?? Ayat 4 melanjutkan bahwa kasih Allah itu tidak memiliki batas bahkan, ”sampai putih rambutmu.” Kalimat pendek ini menyatakan ”sampai kita kembali kepada Dia.”
Semoga ketika kita menghadi pergumulan, ingatlah ayat-ayat di atas, yang adalah ”ayat-ayat cinta” Tuhan kepada kita. Lanjutan ayat itu, ”aku TELAH menggedongmu, dan sedang Ia lakukan saat ini”. Now and forever!! Don’t affraid anything, because Jesus love you.


 

TEMPAT PERSINGGAHAN SEMENTARA

William Shakespeare (1564- 1616) sang penyair mengatakan,
”Death, as the Psalmist saith, is certain to all, all shall die.”
“Kematian, seperti yang dikatakan pemazmur, adalah pasti untuk semua orang, semua orang akan mati.”

Frase ”semua orang akan mati” adalah frase yang tidak terkecualikan, siapapun dia, dan di manapun dia. Mengenai hal ini, tentu juga tertuju pada Anda dan saya. I believe, we all doesn't deny it (saya percaya, kita semua tidak memungkiri hal tersebut). Namun, yang seringkali menjadi pertanyaan adalah, kemanakah perginya orang yang telah meninggal itu?? Pertanyaan ini seringkali ditanyakan oleh para filsuf dan orang-orang yang sedang berdukacita.
Jawaban atas pertanyaan itu dijawab oleh Alkitab dengan begitu jelas pada Lukas 16:19-31, mengenai kisah orang kaya dan Lazarus yang miskin. Kisah tersebut merupakan sebuah perumpamaan Tuhan Yesus yang menggambarkan keberadaan dua orang itu. Yang kaya berada di Hades (dunia bawah, bukan neraka), dan yang miskin berada di Firdaus (alam penantian, bukan Surga). Hal yang tidak kalah menarik dalam kisah itu adalah, mereka tidak dapat saling mengunjungi satu dengan yang lain (ayat 26). Selain itu, kondisi dan situasi kedua orang itu juga berbeda, antara kenyamanan di pangkuan Abraham dan penderitaan tanpa setetes air.
Firdaus atau tempat keberadaan orang miskin itu adalah tempat yang juga dikunjungi oleh penjahat yang bertobat di samping Tuhan Yesus (baca Lukas 23:39-43). Firdaus, kata “Firdaus” (bahasa Inggris paradise) tidak muncul di Perjanjian Lama. Kata paradeisos sendiri berasal dari bahasa Persia kuno yang berarti “taman”. Kata ini hanya muncul tiga kali di Perjanjian Baru (Luk 23:43; 2Kor 12:4; Why 2:7). Dalam terjemahan LXX (septuaginta), kata paradeisos beberapa kali muncul untuk menerjemahkan kata Ibrani gan (“taman”), misalnya “Taman Eden” di Kejadian 3:23 diterjemahkan paradeisos (“taman kesenangan”).
Dalam perkembangan selanjutnya, kata paradeisos sering dipakai secara figuratif dalam konteks eskhatologis (berhubungan dengan akhir jaman atau kekekalan). Kata ini muncul di Yesaya 51:3, Yehezkiel 28:13 dan 31:8 sebagai rujukan pada situasi baru ketika Tuhan memulihkan Sion. Dalam tulisan-tulisan Yahudi, paradeisos dipakai untuk tempat tinggal sementara dari orang-orang kudus yang telah meninggal. Penggunaan paradeisos dalam konteks eskhatologis ini selanjutnya juga muncul di Perjanjian Baru (Luk 23:43; 2Kor 12:4; Why 2:7).
Bagian Alkitab yang juga menyatakan secara eksplisit mengenai Firdaus adalah kitab Wahyu 6:9-11(walaupun tidak secara inplisit—menunjukkan suatu tempat ”bersama Yesus)), ketika mereka (yang mati dalam Yesus), mengajukan satu pertanyaan penting, "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?" (ay. 10). Pertanyaan tersebut mengindikasikan keberadaan mereka di suatu tempat persinggahan sementara. Apa yang kemuadian dilakukan Yesus? Saat pertanyaan itu dilontarkan, maka Yesus memberikan sehelai jubah putih dan diminta menunggu sampai genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka. Ulasan Pdt.Benny Solihin mengenai bagian ini, dipaparkan sebagai berikut: Beberapa penafsir berpendapat bahwa pemberian jubah putih ini merupakan suatu pelukisan akan tubuh spiritual atau tubuh mulia di dalam intermediate state. Tubuh mulia itu diberikan tanpa menunggu kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Kepada mereka dikatakan bahwa mereka harus beristirahat (menunggu) sedikit waktu lagi sampai genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka yang dibunuh sama seperti mereka.
Leon Morris menjelaskan, Itu tidak berarti bahwa Allah menginginkan suatu jumlah angka yang khusus dari jiwa-jiwa para martir dan Ia menunggu sampai jumlah itu terpenuhi. Yang benar adalah Allah bekerja berdasarkan rencana-Nya dan dalam rencana-Nya ada tempat untuk martir-martir lain. Rencana itu tidak bisa diperlambat atau dipercepat. George E. Ladd meragukan bila perikop ini menceritakan tentang intermediate state (tempat persinggahan sementara), terutama Wahyu 6:9, "Aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki." Ia berpendapat bahwa ia adalah suatu metafora untuk menjelaskan kematian para martir dan tidak mengatakan tentang tempat tinggal setelah kematian. Hanhart juga mengambil posisi yang sama dengan Ladd. Tetapi saya (Benny Solihin) kurang sejalan dengan pendapat mereka. Bila kita perhatikan dengan lebih seksama, maka kita akan melihat bahwa para martir itu ada dalam keadaan sementara, belum final. Mereka masih harus menunggu sesuatu yang akan datang. Jelas ini melukiskan intermediate state.
Dari ulasan di atas maka terkonseplah suatu pemikiran bahwa roh orang mati (yang dibenarkan): 1. Berada di tempat peristirahatan sementara, yang disebut Firdaus (Eden Rohani). Bersama-sama dengan Tuhan Yesus (Yesus is Maha eksis). 2. Ulasan di atas menyanggah pendapat yang mengatakan bahwa tempat persinggahan orang mati adalah purgatorium (tempat penyucian), karena sama sekali tidak ada indikasi Firman Allah ke doktrin tersebut. 3. Ulasan di atas juga, menyanggah kondisi orang mati dalam doktrin pemahaman China kuno, yang memahami bahwa di dunia orang mati, yang baik dan jahat dikumpulkan dan diberikan teh lupa ingatan untuk bereinkarnasi [pemaparan di atas, 1. Tidak ada konsep re-inkarnasi. 2. Dalam kisah perumpamaan Yesus (sekalipun perumpamaan), namun jelas menyatakan adanya kesadaran di alam bawah dan atas].

Tulisan ini dibuat untuk orang awam yang mencari kebenaran mengenai keberadaan orang beriman setelah meninggal, dan mereka yang berduka saat masih membaca tulisan ini.
”Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”
Dari : Rasul Paulus
Alamat : Taman Firdaus Allah


 

Khotbah-Khotbah

HATI ALLAH YANG TERDALAM
NATS : Lukas 9:57-62 ”ANAK MANUSIA TIDAK MEMPUNYAI TEMPAT“
MATIUS 23:37 ”MERATAPI YERUSALEM“

PENDAHULUAN:
• Baca Alkitab (Nats)
• Apa yang Anda rasakan ketika membaca bagian ini??
• Yang saya baca adalah ”Hamzah punya tempat, Anda punya rumah, tetapi Yesus tidak mempunyai tempat. Atau, Ia tidak punya tempat, agar kita punya tempat di Surga.
• Terserah Saudara mau menafsirkan apa pun, yang pokok adalah, Yesus tidak punya tempat.
ISI KHOTBAH:
• Mari kita perhatikan konteksnya : Saat itu Yesus sedang mempersiapkan jalan menuju ke Yerusalem (lihat Matius 23:37 --- di mana kisah ini terjadi sebuah kerinduan, tetapi juga penolakan Yesus di hati mereka). Nah, waktu mempersiapkan perjalanannya ke sana, lalu kita melihat pasal 9:52, Orang Samaria sedang menolak Yesus untuk menumpang di rumahNya.
• Jadi baik yang terjadi dalam perjalanan, orang Samaria menolak Dia, orang Yahudi menolak Dia, dan dalam kisah yang kita bahas, ayat 59-61, memberitahukan kita bahwa orang-orang lain pun sedang menolak Dia. --- Apakah kita............Dia?
• Saya lebih suka dengan Terjemahan Lama: Maka kata Yesus kepadanya, "Bagi serigala ada lubangnya, dan bagi segala burung pun ada sarangnya, tetapi Anak manusia tiada bertempat hendak membaringkan kepala-Nya."
• Saya teringat kisah Natal. Dalam Lukas pasal 2:7 : Di sini, Yesus pun tidak memiliki tempat untuk membaringkan kepalaNya. Dan dalam kisah kematian Yesus, Yesuspun tidak memiliki kuburan sendiri seperti Abraham dan orang zaman sekarang. Dia memang tidak punya tempat.
Eksternal
• Ilustrasi : Alkisah si ibu bermata satu yang mempunyai seorang anak laki-laki.
Ketika anak laki-lakinya pergi sekolah SD, si ibu datang ke sekolah untuk melihat2 anaknya. Tapi apa yang terjadi, si anak laki-lakinya jadi malu karena diolok-olok oleh teman-teman, karena dia mempunyai ibu bermata satu. Sesampai di rumah si ibu dimarahin oleh si anak. Sejak itu si ibu tidak dibolehkan ketemu orang-orang lain agar si anak tidak malu.
Setelah anaknya dewasa, si anak telah bekerja dan sukses, dan sudah berkeluarga dan mempunyai istri yang cantik dan anak2 yang lucu…. si ibu rindu ingin ketemu dengan anak dan cucunya. Sesampai di depan pintu rumah anak laki-lakinya, dia diusir oleh anaknya sendiri, seraya berkata: untuk apa kamu datang kesini orang tua bermata satu, kamu telah menakutkan anak-anakku, kata si anak. Akhirnya, si ibu pulang dengan bersedih hati. Dia akhirnya hanya melihat cucu2nya di depan pagar, lalu perlu.
Sekian lama waktu berlalu, si ibu akhirnya sakit dan sepertinya tidak akan lama lagi umurnya. Dia memberi tahukan berita ini kepada anak laki-lakinya itu, bahwasanya dia sedang sakit parah. Tapi, si anak laki2 tetap tidak mau ketemu ibunya. Ajalnya pun menjemputnya.
Selang beberapa waktu, si istri dari si anak laki2 bertanya ke suaminya: mengapa kamu tidak datang ke rumah ibumu?
Dia menjawab: saya sedang sibuk. Tapi akhirnya, dia dibujuk oleh istrinya, agar pergi ke rumah ibunya tersebut sekali saja karena ibunya sudah tiada.
Akhirnya si anak laki2 pergilah ke rumah almarhum ibunya, dia masuk ke rumah yang telah lama dia tinggalkannya, dan ada secarik kertas yang ditinggalkan oleh ibunya berisi: “anakku, aku sangat bahagia melihatmu dari kecil, sampai dewasa dan menjadi sukses sekarang ini. ketahuilah nak, bahwasanya kamu kecil hanya mempunyai mata satu, aku telah merelakan mata yang satu lagi diberikan kepadamu, agar kamu bisa hidup bahagia nantinya”.

• Di dalam Alkitab kita diajarkan untuk melihat bahwa penciptaan dunia ini adalah dari Yesus. Tidak terlepas daripada Yesus!!
• Ketika Yesus membentuk dunia ini, Ia membentukNya dari kosong menjadi ada. Dan dunia ini berarti rumah Yesus.
• Nah, ketika Anda diciptakan, Yesus mengijinkan kita tinggal dalam rumahNya ini.
• Penjelasan : Yesus tuan rumah dan kita disuruh mengelola rumahNya.
• Dan ketika Tuan rumah itu datang ke dalam rumahNya, apa yang kita lakukan? Menolak Dia sendiri dari rumahNya.
• Kita bisa jengkel mendengarkan kisah anak dari ibu buta tadi, tetapi sesungguhnya itulah manusia!! Diciptakan, tetapi mengusir Yesus dari rumahNya sendiri.

1. Apa yang menyebabkan manusia tidak menerima Yesus dan memberikan tempat bagi Dia??????
• Dalam Matius 23:37 : Kata yang lebih tepat adalah, Aku merindukan, tetapi engkau tidak
Merindukan ----- Jadi di sini tidak ada hubungan timbal balik, persis dengan ajakan Yesus pada teks kita : Ketika Tuhan memanggil : Orang-orang tidak memiliki kerinduan untuk menjawab iya bagi Yesus. Ini adalah sebuah bentuk penolakan bagi Yesus.
• Ketika Yesus memanggil kita untuk melayani Dia lewat gereja ini. Apa jawab Saudara??

KLIMAKS
Penghalang terbesar kita untuk menerima Yesus adalah :
@ Dosa :
• Alkitab berulangkali menyatakan bahwa dosa adalah racun yang membuat manusia tidak mampu untuk datang kepada Yesus.
• Dosa ibarat candu : Ilustrasi : Saya pernah melayani di panti rehabilitasi ---- bagaimana kondisi mereka? Mereka pucat sekali, keringatan, dan gemetar menggigil ketika obatnya tidak ada.
• Manusia tidak bisa puas dengan dosa, bahkan Firman Tuhan tidak mempan ketika menegur orang-orang itu dengan keras.
• Ilustrasi : Ada anak muda yang memiliki rumah, yang tidak pernah mau di buka untuk Yesus (ada gambarnya di LCD [1]) ----- Perhatikan, Tuhan sedang mengetuk pintu rumah anak muda itu.
Anak muda ini tidak mau membuka pintunya untuk Yesus, karena dalam rumahnya, tersembunyi dosa (perlihatkan LCD [2]) .
• Manusia menikmati dosa, mereka begitu senang untuk menlayani nafsunya, dan Tuhan ditinggalkan. Tetapi makin mereka melakukan itu makin jauh mereka berjalan dari Tuhan
• Perjalanan menuju kematian dan neraka!! Semua bergetar, tidak ada satu pun yang dapat berbohong!!
• Itulah sebabnya dalam bacaan kita pada teks 59 : Yesus berkata ”Follow me.”
• Yang saya terjemahkan, Terimalah Ia di dalam hatimu!!

APLIKASI
• Relevansi menerima Yesus dengan pelayanan.

• Ilustrasi penutup: Yesus ada di hatiku
81. Yesus di hatiku
“Besok pagi”, seorang ahli bedah menjelaskan, “aku akan membuka hatimu...” “Kau akan menemukan Yesus disana”, kata si anak kecil memotong pembicaraan ahli bedah tersebut.
Si ahli bedah memandang si anak kecil dengan jengkel. “Aku akan membuka hatimu”, katanya melanjutkan, “untuk melihat berapa banyak kerusakan yang terjadi...”
“Tetapi jika kau membuka hatiku, kau akan menemukan Tuhan Yesus disana”.
Si ahli bedah memandang orang tua si anak, yang sedang duduk terdiam. “Setelah aku melihat berapa banyak kerusakan yang terjadi, aku akan menutup kembali dadamu dan aku akan membuat sebuah analisis dan rencana untuk tindakan medis berikutnya”.
“Tetapi kau akan menemukan Yesus di hatiku. Alkitab mengatakan bahwa Ia hidup di hatiku. Semua lagu pujian mengatakan bahwa Ia hidup di hatiku. Kau akan menemukan Dia di hatiku”.
Si ahli bedah merasa bahwa ia sudah cukup dengan perdebatan tersebut. Ia lalu berkata, “Aku mengatakan kepadamu mengenai apa yang akan kutemukan di hatimu. Aku akan menemukan otot-otot yang hancur, kekurangan suplai darah, dan pembuluh darah yang melemah. Dan aku akan mencoba menemukan cara untuk menyembuhkanmu”.
“Kau akan menemukan Tuhan Yesus disana. Ia tinggal di sana”. Si ahli bedah segera meninggalkan si anak kecil.
Keesokan harinya, pembedahan berhasil dilakukan dengan sukses.
Si ahli bedah duduk di ruang kantornya, ia merekam data catatan kesehatan si anak, hasil pengamatannya selama pembedahan. “...kerusakan aorta (batang nadi), kerusakan lapisan paru-paru, kemunduran fungsi otot yang meluas. Tidak ada harapan untuk transplantasi, tidak ada harapan untuk sembuh. Terapi: menghilangkan rasa sakit dan beristirahat di tempat tidur. Perkiraannya:”, sampai disini ia menekan tombol “pause”, menghela nafas, kemudian kembali merekam, “Akan meninggal dalam waktu 6 bulan”. Ia menghentikan rekamannya tetapi kemudian berkata lagi,
“Mengapa?” ia berkata dengan keras, “Mengapa Kau membiarkan hal ini? Kau membawanya kesini; Kau membawanya dalam kesakitan ini; dan Kau mengutuknya untuk mati muda. Mengapa?”
Tuhan menjawabnya dan berkata, “Anak kecil itu, anak domba-Ku, tidak akan berkumpul bersama engkau untuk jangka waktu yang lama. Ia akan berkumpul bersama-sama dengan Aku untuk selamanya. Bersama-Ku, ia tidak akan merasakan kesakitan, tetapi akan merasakan sukacita yang tidak pernah Kau bayangkan. Pada suatu hari orang tuanya akan bersama dengan dia dan mereka akan hidup dalam kedamaian, dan orang-orang yang tinggal bersama-Ku akan terus bertumbuh”.
Air mata si ahli bedah menetes, tetapi kemarahannya semakin bertambah, “Kau menciptakan anak kecil ini dan Kau juga yang menciptakan hatinya. Ia akan meninggal dunia dalam beberapa bulan ini. mengapa?”
Tuhan menjawab, “Anak kecil itu, anak domba-Ku, akan kembali kepada-Ku, setelah menyelesaikan tugasnya. Aku tidak akan menaruh anak domba-Ku dengan kumpulan manusia yang menyesatkan dia, tetapi untuk menyelamatkan anak domba lainnya”.
Si ahli bedah meneteskan air matanya, ia duduk disamping tempat tidur si anak kecil. Orang tua si anak kecil itu lalu berdiri berhadapan dengan dia.
Si anak kecil terbangun dan berbisik, “Apakah kau telah membuka hatiku?” “Ya”, jawab si ahli bedah. “Apa yang kau temukan disana?” tanya si anak kecil.
“Aku menemukan Tuhan Yesus di sana”, jawab si ahli bedah.
Di dalam situasi ini kita akan berdoa agar Tuhan menyembuhkan si anak kecil. Namun kenyataannya, Tuhan menjawab “tidak”. Akan tetapi, ketika Tuhan menjawab “tidak”, Ia mempunyai rencana yang indah. Rencana-Nya adalah untuk menyelamatkan ahli bedah itu. Ketika Ia menjawab “tidak”, si ahli bedah merasa tidak berdaya. Namun di dalam kelemahan itulah, kuasa Allah bekerja dengan sempurna.
Saudaraku, ketika Allah berkata “tidak” atas apapun yang kita minta atau mohonkan, maka Allah melakukannya karena Ia mempunyai rencana yang indah untuk kita. Dan Ia melakukannya agar kuasa-Nya dapat bekerja dengan sempurna dalam hidup kita.

Kesetiaan Seorang Hamba

Filipi 1:12-14
_____________________

Pendahuluan
Ilustrasi : Hachiko, Anjing Setia yang menunggu Tuannya sampai akhir hayatnya


Setiap tahun tanggal 8 April di Stasiun Kereta Api Shibuya, ratusan pecinta anjing memberikan hormat kepada seekor anjing yang bernama “Hachiko” atas kesetiaan dan cintanya pada Tuannya sampai akhir hayatnya. Hachiko merupakan kesayangan Dr. Eisaburo Ueno, seseorang profesor di Universitas Tokyo.
Hachiko lahir di Odate, Jepang bulan November 1923, seekor anjing putih. Sewaktu berumur 2 bulan, ia dibawa ke rumah profesor Ueno di Shibuya. Sudah merupakan kebiasaan Hachiko untuk menunggu Tuannya di stasiun kereta api dan menemani sang Tuan sampai ke rumah.
Tetapi sebuah Tragedi terjadi pada 21 Mei 1925, ketika Dr. Ueno mendadak kena stroke dan meninggal di tempat, universitas ia mengajar. Waktu itu, Hachiko berumur 18 bulan. Hari-hari seterusnya dan seterusnya sampai 9 tahun kemudian, Hachiko tetap dengan setia kembali ke stasiun dan menunggu tuannya terkasih di stasiun itu. Tidak ada apapun dan siapapun yang dapat menghalangi niat Hachiko untuk tetap kembali menunggu tuannya. Penantiannya hingga sampai akhir hayatnya, di bulan Maret 1934. Itulah pertama kali dan seterusnya Hachiko tidak tampak lagi di stasiun Shibuya.
Hachiko walaupun telah diasuh oleh saudara/teman dari Tuannya, tetapi ia tetap menunggu kepulangan Tuannya, yang tidak pernah kembali, di stasiun Shibuya. Isu ini menghebohkan kalangan masyarakat di Jepang, sehingga muncul di koran, majalah dan berita pada waktu itu. Setelah kematiannya, dan untuk mengenang atas kesetiaannya, masyarakat dan pemerintah jepang membuat sebuah patung Hachiko ditempatkan di bagian luar tunggu Stasiun Kereta Api Shibuya.

• Kita sedang berbicara mengenai sebuah kesetiaan.

ISI
• Dalam surat Paulus ini, kita melihat seorang pelayan Tuhan yang setia, dan ia sedang menulis surat kepada Saudara yang lain, yang bukan rasul seperti Dia.
• Surat itu untuk orang-orang seperti Saudara, yang adalah jemaat biasa.
• Tujuan surat Paulus adalah : 1. Jemaat Tuhan melayani dengan sungguh
2. Jemaat Tuhan setia di dalam pelayanannya.
• Saya percaya kita semua tahu apa itu setia.
• Setia adalah konsisten, setia adalah tidak berubah, dan setia adalah tidak ada kata mundur!!
• Kekuatiran Paulus Cuma satu, bahwa jemaat Tuhan, pada awalnya kuat, tetapi lama kelamaan akan kendor pelayanannya.
• Seperti siapa? DEMAS!! Seorang yang melayani Tuhan yang memiliki riwayat pelayanan yang menarik.
• Orang ini tidak bergitu terkenal karena Cuma disebutkan tiga kali dalam Alkitab. Mari kita lihat bersama:
1. Kolose 4:14 : Kita melihat bahwa pelayan Tuhan ini, ikut dengan Paulus untuk melayani Tuhan. Pelayanan Paulus bukan ringan, ia masuk keluar penjara, dikejar dan penuh rintangan. Demas ikut Paulus sekalipun berat.
2. Tahun yang sama, yaitu tahun 62 Masehi. Kepada Filemon (23-24), nama Demas sekali keluar sebagai pendamping Paulus.
3. Namun Lima tahun kemudian, dalam surat keduanya kepada Timotius, apa yang tertulis di sana? Dalam 2 Tim 4: 10:

”Karena Demas telah Mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika”

• Inilah artinya ”berobah setia”. Dalam melukiskan Demas, Paulus memakai kata mencintai dunia, Paulus pakai kata agapao, kata ini biasa dipakai untuk melukiskan betapa Allah mencintai manusia, tetapi di sini jadi menggambarkan, betapa demas mencintai dunia.
• Kata berikutnya adalah Tesalonika. Ini adalah kota glamor untuk mencari kesenangan dunia.

• Penghambat pelayanan Demas bisa digambarkan sebagai:
1. Ia mencintai kekayaan lebih daripada Tuhan. Pada masa ini, ia sudah mulai menghitung, apa untungnya melayani bersama Paulus? Apakah bisa membuat kaya atau tidak? Ini adalah akar dari penghambat setia Yudas. Adalah untung rugi atau uang.
Kadangkala penghambat pelayanan kita adalah uang atau kekayaan / ketika kita berkata tidak ada waktu, saya sibuk dan lain sebagainya, maka itu adalah karena mendapatkan sesuatu yang fana bukan? Bukan harta tidak penting, tetapi yang salah adalah ketika harta itu menggeser Allah dan merubah kita berobah setia.
Ilustrasi : Bunga yang layu
2. Masalah-masalah hidup yang tidak mampu ia tanggung
• Saudara melayani di gereja tidak susah, tidak menyita banyak sekali waktu Anda. Paling-paling perkunjungan dan lain-lain. Paling banter 3-5 jam seminggu. Tidak banyak Saudara. Itupun kadangkala membuat kita malas melayani. Bagaimana dengan Demas?
Banyak orang Kristen melihat demas kemudia mencela Demas tidak setia. Tetapi, apakah kita lebih setia daripada Demas?
• Masalah kehidupan kita kadangkala membuat kita tidak bisa setia kepada Tuhan.
1. Ada orang yang terkena penyakit yang kronis, padahal dia melayani sekian lama. Ia protes Tuhan!!
2. Ada orang yang melayani, tetapi ia merasa tidak mampu. Hati-hati, kadangkala iblis memakai kelemahan/masalah kita untuk membuat kita hilang setia. Padahal Tuhan berkata setiap orang punya talenta melayani, apa pun itu Saudara yang tahu.
3. Tersinggung di gereja/orang lain, maka kita mundur dari iman kita.
Ilustrasi : Jonh Sung dengan Haleluya 12X nya.

Apa yang menjadi penghambat kesetiaan pelayanan kita pada saat ini? Dalam tulisan Paulus di penjara pada Filipi 2:12 : Kerjakanlah pelayananmu dengan maksimal, terlebih ketika aku tidak hadir

Apa artinya? Jangan menyerah ketika kita melayani, tidak ada pelayanan yang enak, dan tidak ada pelayanan yang tidak ada hambatan. Namun, yang terpenting adalah KESETIAAN dalam pelayanan.

Tidak Ada Alasan Untuk Tidak Melayani

Lukas 9:57-62

Pendahuluan
• Kita kembali sejenak dengan perenungan kita 2 hari yang lalu : Kita baca teks dengan kalimat yang berbeda : Anak manusia punya tempat di hatiku.

• Ilustrasi : Ketika saya membuat computer, saya akan membuatnya untuk saya bukan? Ketika saya mesin cuci baju, saya membuatnya supaya berfungsi untuk saya. Itu bukan hal yang egois, melainkan memang harus demikian.
• Ketika Tuhan menciptakan kita, menaruh nafas dalam mulut kita, dan roh pada tubuh kita. Pada saat itu, kita tidak hidup percuma. Bukan seperti seorang pembuat jam weker, yang setelah selesai kemudian membuang jam itu- (buang jam weker itu).
• Kita diciptakan memiliki tujuan, yaitu perpanjangan tangan Tuhan di muka bumi ini.
ISI
• Bagian Alkitab yang sudah kita baca adalah bagian Alkitab mau meluruskan tujuan hidup kita, namun sayang sekali orang-orang banyak alasan untuk meraih tujuan dalam hidupnya.
• Tuhan Yesus tiba-tiba nunjuk orang-orang di sana. Mau melayani aku?
• Saya prediksi, bahwa orang-orang itu hanya suka dengar Firman Tuhan, tetapi mereka tidak pernah berpikir untuk melakukan Firman itu.
• Itu sebabnya, saat Yesus tanya, siapa yang mau ikut Aku melayani?
• Penggambaran adegan di sana pasti banyak mulai tertunduk, atau sembunyi, jangan panggil aku.
• Mungkin ada yang pelan-pelan lari pulang rumah, dan berkata .....iih ngeri, Dia mau manggil orang ikut melayani Dia.
• Apa yang kemudian dilakukan orang ketika menolak mengikuti Yesus? Melakukan pekerjaan mereka seperti biasa, tanpa merasa bersalah atau berdosa, yang paling celaka mereka berpikir bahwa hidup mereka baik-baik saja.
• Analogi: Padahal mereka seperti kereta api yang ke luar dari relnya, anjlok dan rusak.

Aplikasi : Tuhan kerapkali memaksa kita melakukan tujuannya, tetapi jikalau kita terus menolak, adakalanya Dia membiarkan kita melakukan apa keinginan kita. Apakah kita puas jikalau Dia membiarkan kita?
• Ilustrasi : Tanda sayang orangtua kepada anaknya adalah menegur.

Tidak alasan untuk lari dari panggilan
1. Keluaran 3:11 : Bukan kerendahan hati, tapi ia mencoba lari dari Tuhan
2. Keluaran 4:1 : Bukan karena kekuatan kita. ------ Di sini riwayat Musa disampaikan
3. Keluaran 4:10 : Ia tidak memiliki kemampuan apa-apa
4. Keluaran 4:13 ; Memang dia tidak mau ----Lebih mudah kita berdoa begitu kan?
@ Rupanya Musa menikmati hidupnya yang sekarang ini. Menjaga kawanan ternaknya. Mungkin saat itu ia berpikir, ah.....Tuhan pakailah yang lebih muda.....Yang tua cukup bekerja......
Jangan-jangan kita sama terlenanya dengan Musa, terlena dengan pekerjaan-pekerjaan kita.
@ Yohanes 21:15 : Apakah engkau mengasihi mereka (alat-alat pekerjaannya) lebih dari pada Aku? Tuhan mengaitkan pelayanan dengan diriNya!!
@ Aplikasi : Saya kuatir kitapun demikian. Kita terlena dengan pekerjaan kita, sehingga kita tidak ada kerinduan melayani akan Tuhan!!
Ayat 14 : Maka Tuhan marah !!! Memang kamu bodoh Musa, tapi aku pakai engkau karena aku mau engkau melakukan pekerjaanKu.
Konsep Anugerah
• Tuhan memang selalu menggambarkan manusia bodoh, itu sebabnya, kita diilustrasikan dengan domba, hewan yang terbodoh.
• Tuhan tidak pernah mengatakan bahwa kita mau dipakai kerena kita hebat, kita kaya, kita pintar, dll.
• Ilustrasi (ibu Rahmiati) : Pujian : Bukan karna, adalah ciptaan seorang wanita yang pandai, tapi ia melihat seorang dosen tua yang terkenal, namun penuh dengan rendah hati.
• Hanya anugerah. Dan jangan tolak anugerah itu, sebab begitu engkau tolak anugerah itu, pada saat itu juga engkau hilang dan tidak punya tujuan hidup. Seperti patung di hadapan Tuhan, Ada raganya tapi diam tidak bergerak.

Wujud-wujud pelayanan
• Ketika Tuhan memanggil kita untuk melayani, jangan berpikir melayani harus menjadi pengkhotbah, penyanyi, ataupun selalu yang tampil di depan.
• Kalau kita perhatikan dalam Alkitab, ada banyak sekali model melayani:
a. ada yang hanya melayani meja : menyediakan makanan untuk Tuhan, para rasul, dan orang-orang miskin.
b. Ada seorang yang bernama Dorkas, yang selalu memberi sedekah kepada yang membutuhkan
c. Ada juga yang berdoa, seperti kata Paulus, berdoalah untuk semua orang
d. Ada juga yang hanya menjaga peti persembahan di rumah Tuhan
• Tidak semuanya memiliki model pelayanan yang sama, namun, semua sangat dihargai oleh Tuhan.
• Aplikasi : Apakah saya boleh berkata saya berkhotbah, berarti saya lebih baik dari pada yang bawa kolekte? Tidak ada yang lebih dan kurang.
• Bagi Tuhan, semua sama. Hanya anugerah.....hanya anugerah, bukan karena kita hebat.

Transisi : Tapi lihat, bukankan tidak sedikit orang menolak anugerah itu?

Pada saat kebangkitan orang mati suatu kelak nanti:
• Pada Lukas 9:59-61, adalah mereka yang menolak panggilan pelayanan itu, dan tahu, saat kebangkitan orang-orang mati? Ketika mereka berteriak. Tuhan....Tuhan.....Tuhan tidak akan mendengarkan dia. Kalaupun mereka berkata, aku ini jemaat yang datang duduk tiap minggu di gerejamu.
• Sebaliknya, Tuhan berkata, hoi aku kenal siapa engkau.
a. Engkau bukan yang main musik, dan setiap engkau main musik pasti engkau berdoa, Tuhan biarkan musik memberkati jemaatmu.
• B. Aku kenal engkau, kamu bukan orang yang serba tidak bisa apa-apa. Nyanyi kamu fals, pemalu dan kurang percaya diri. Tapi kamu pulang dan berdoa bukan dikamar? Aku selalu mendengar doamu.
c. Hai, kamu kan orang paling miskin di gereja. Pakaiannmu selalu itu-itu saja, tapi, kamu kan yang selalu menyikat WC gerejamu ketika semua jemaat sudah pulang?

Aplikasi
• Ada sebuah syair lagu :
Tiada lebih indah ku melayani Yesus
Walau susah dan sukar jalanNya
Tak’kan aku mundur seb’lum berakhir hidupku
Karna aku tahu apa arti hidupku

Ku melayani Yesus
Itu lebih indah dari semua
Ku melayani Yesus
Itu lebih indah dari semua
• Ilustrasi seorang anak yang menyerahkan hidupnya di dalam sebuah gereja
• Izinkan aku bertanya, adakah jiwa dan pribadi, yang tidak bersuara, tetapi dalam hatinya, berkata: Tuhan aku mau Tuhan pakai. Jangan kira Tuhan tidak dengar. Ia mendengarnya sangat jelas, bahkan mungkin, Tuhan berkata, terima kasih anakku, terima kasih

PENGHAKIMAN TERAKHIR

MATIUS 25:31-46
 

Pendahuluan
LCD 1 : Coba perhatikan gambar tersebut:
Apakah anda melihat seorang wanita cantik
Atau seorang nenek tua?

• Saudara, terkadang melihat sesuatu dengan cara yang mudah sekali, bahkan merasa gampang, mudah untuk mendengarkan bahwa kerajaan Allah adalah suatu tempat yang mudah dikunjungi pada saat kematian menjemput.
• Tetapi kalau kita perhatikan bagian ini, maka kita harus membalik pemikiran yang gampang itu menjadi suatu realita atau sebuah kenyataan.


Isi
Sebuah Penggambaran
• Pada ayat 31-32 : Di sana dikatakan ”nanti” atau pada saat Dia datang kedua kalinya.
• Saat itu, orang-orang mati akan dibangkitkan, dan yang belum mati, akan berkumpul bersama-sama dalam kumpulan besar. Semua bangsa berkumpul di hadapan Tahtanya.
• Apa yang dilakukan Tuhan pada saat itu?
• Ia memisahkan kambing dan domba : Ini hanya merupakan penggambaran. Kambing adalah orang yang tidak layak ke Surga dan domba adalah orang yang dipersilakan masuk ke Surga.
Ukuran/standard
• Apa ukurannya untuk menentukan domba dan kambing?
Pada bagian ini, ukurannya adalah aksi/action, bukan pasif atau diam
Meng Ce pernah mengatakan : Jikalau engkau tidak mau diperlakukan semena-mena, jangan memperlakukan orang lain seperti itu (pasif dan diam)
Yesus Berkata : Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka (Mat 7:12) ---Aktif dan bergerak.
Inilah yang dikatakan pada ayat 40 : Di baca dan stop pada kata ”lakukan” : Artinya, adalah aktif dan bukan berdiam.
• Orang aktif inilah yang masuk dalam Surga, dan yang tidak aktif, yang hanya datang duduk dalam gereja, mendengar Firman, dan makan Firman banyak LCD 2 :  Kirim permintaan  ke oeihamzah@yahoo.com --- Maka gambar LCD 2 akan diemail ke Anda.

Tindakan dan Aksi
• Kita melihat bahwa perintah Tuhan bagi kita adalah menolong mereka yang berada dalam kesusahan, yang hidupnya penuh dengan rintangan.
• Mungkin ada yang berkata, bagaimana setiap kali melihat orang yang susah kita harus tolong?
• Perhatikan pada ayat 40 : Salah seorang yang hina. Satu saja setiap orang!! Kalu bisa dua dan seterusnya.
• Orang-orang yang hina itu terdiri dari orang-orang yang kelaparan, orang-orang yang tua renta, janda-janda miskin yang tidak berdaya, orang-orang yang haus dll.
• Bahkan mereka adalah orang-orang yang selama ini sebenarnya merindukan Firman tapi tidak ada yang mengajak mereka untuk datang kepada Tuhan.
• Ilustrasi :
1. Waktu masuk di sekolah Alkitab, seorang dari banyak teman sangat kekurangan, tiba-tiba, di atas mejanya ada amplop untuk ia dapat melunasi uang makannya. Malam harinya, ketika kami menengok ke kamarnya, ada suara yang memuji Tuhan. Terimakasih untuk kebaikanmu Tuhan.
Sedikit saja kebaikan yang diberikan pada orang yang tepat telah membuat sebuah hati memuji Tuhan.
2. Kalau bukan seorang ibu mengajak mama saya ke gereja waktu itu, hanya sekali. Mama saya mungkin sampai sekarang bukan seorang Kristen, dan anaknya tidak akan pernah memberitakan Firman Tuhan.

Tindakan yang Tidak Sia-sia


Jangan berikir rugi dalam melakukan aksi, tetapi untung, karena semua yang kita lakukan adalah bagi kemuliaan Tuhan.
Penanya : Seorang bertanya pada saya : Apa bedanya, orang Kristen menolong dengan yang bukan Kristen menolong?
Saya : Orang Kristen menolong, sambil berkata Yesus mengasihi engkau. Orang itu akan memuji Yesus dan mencari tahu tentang Yesus.
Tetapi orang di luar Kristus menolong, dan berkat, saya menolongmu karena kamu kasihan. Maka orang akan memuji orang itu baik.
Saat badai kembali menimpa orang itu. Orang yang ditolong oleh Kristen akan berkata, saya mengenal Kristus dan Ia tidak meninggalkan aku. Pujilah Tuhan!
Tetapi orang yang ditolong oleh orang yang lain, akan berkata, mana bapak itu, dan ketika ia tidak menemukan bapak itu, ia akan berkata, lebih baik aku merampok atau mati.

Jadi, siapapun yang membutuhkan pertolongan kita, ulurkanlah tangan dan jadikan ia memuji Tuhan.

Ilustrasi :
Ada seorang pemuda yang menunggu Tuhan di rumahnya pada hari Natal. Sebelumnya ia mengirim surat kepada Tuhan, dan Tuhan menjawabnya, akan datang ke rumahnya pada hari itu. Mulailah ia menunggu dari dini hari, sambil bermantel karena saat itu udara sangat dingin.
1. Tiba-tiba datanglah seorang pengembara yang mau meminta segelas air hangat untuk melanjutkan perjalanan. Ia memberikannya.
2. Datang lagi seorang yang terluka, dan ia membalut luka orang itu.
3. Datang lagi seorang asing yang mencari gereja, minta ditunjukkan gereja. Ia mulai berpikir bagaimana jikalau orang ini saya antar dan Yesus datang ke rumah saya? Tapi kasian, orang ini butuh Firman Tuhan. Maka ia mengantar orang itu.
4. Ketika ia pulang ke rumahnya, seorang anak kecil mengetuk pintu sambil nangis, ia berkata ”aku tersesat”, maka ia mengantar anak itu ke kantor polisi untuk melaporkan peristiwa itu. Ia menulis di pintu ”Tuhan kalau engkau datang, tolong tunggu sebentar karena aku lagi mengantar seorang anak yang tersesat.”
5. Pulang kerumahnya, hari sudah malam, dan dengan sedih, ia berguman dalam hati. Mungkin tadi Tuhan sudah datang.

Ketika dia masuk ke rumahnya , ada selembar kertas yang bertuliskan: Terimakasih, untuk air hangatnya, untuk perban pada lukaku, pada antaranmu kepadaku ke gereja terdekat, antaranmu samapai dirumahku. Tertanda : Yesus Kristus.

Aplikasi:
Apabila Ia datang ”nanti”, semua kita akan ada berdiri di sana. Tapi, disebelah mana? Kanan atau kiri?
Kalau ada satu orang saja membutuhkan pertongan yang mampu kita lakukan, bagaimana?
Kalau ada orang yang kita kenal saat ini, membutuhkan Firman, maukah kita memutar telepon, jalan kaki atau naik motor, naik mobil, naik becak, menjemput dia ke gereja?